Bahaya dan Efek Samping Sinyal Gelombang Wifi
>> Jumat, 11 Mei 2012
Penelitian terhadap dampak radiasi sinyal nirkabel
pada manusia umumnya tidak menghasilkan kesimpulan yang kongkrit. Akan tetapi,
dari penelitian terbaru yang dilakukan terhadap pohon, terungkap bahwa makhluk
hidup yang satu ini lebih ringkih dibanding manusia. Penelitian yang dilakukan
oleh Wageningen University menemukan bahwa pepohonan yang tumbuh di kawasan
yang memiliki aktivitas WiFi tinggi, khususnya di kawasan pemukiman penduduk,
menderita gejala yang tidak sama dengan gejala yang disebabkan oleh bakteri
atau virus.
Seperti
dikutip dari PopSci, 23 November 2010, gejala-gejala yang muncul pada pohon
termasuk di antaranya adalah pendarahan, celah di kulit, matinya bagian
tertentu dari daun, serta pertumbuhan yang abnormal. Untuk mengujicoba hipotesa
apakah penyebab penyakit misterius tersebut diakibatkan oleh radiasi WiFi,
peneliti menggunakan 20 pohon ash atau Fraxinus dan memberikan berbagai tingkat
radiasi pada pohon-pohon tersebut selama 3 bulan.
Ternyata,
pohon yang terekspos sinyal WiFi menunjukkan tanda-tanda penyakit akibat
radiasi, termasuk warna seperti timah pada daun-daunnya, yang mengindikasikan
bahwa daun tersebut akan segera mati. Sebagai gambaran, di negara seperti
Belanda, sekitar 70 persen pepohonan di kawasan pemukiman mengalami efek
samping dari radiasi. Angkanya naik dari hanya 10 persen pada 5 tahun lalu. Ini
merupakan hal yang lumrah mengingat penggunaan WiFi telah meroket pada beberapa
tahun terakhir.
Saat ini,
para ilmuwan akan melakukan sejumlah penelitian lain untuk mengetahui lebih
lanjut seputar radiasi pada pertumbuhan tanaman. Dan sayangnya, belum ada
solusi yang dapat diberikan bagi pepohonan akibat dampak buruk penggunaan WiFi
tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar